Bersabar Dalam Tulusnya Cinta

Bersabar Dalam Tulusnya Cinta

Abu Utsman Al-Naisaburi pernah ditanya, 'Amalan apakah yang pernah anda lakukan dan paling Anda harapkan pahalanya?'

Sejak usia belia, anggota keluargaku selalu membujuk untuk menikahkanku. Tapi, aku selalu menolak. Lalu, suatu ketika, datanglah seorang wanita padaku, dan berkat, "Wahai Abu Utsman, sungguh hati ini tidak bisa berdusta, aku benar-benar mencintaimu. Aku memohon atas nama Allah agar sudilah kiranya engkau menikahiku."

Maka, aku pun menemui orang tuanya dirumah mereka yang sangat sederhana. Keluarga mereka ternyata miskin. Tapi walau demikian, aku tetap berani melamarnya. Ya, melamarnya, mengambil keputusan besar dalam hidupku.

Kulihat betapa gembiranya orang tua gadis itu, ketika aku menikahi putrinya. Tapi setelah akad, ketika wanita itu menemuiku, barulah aku betul-betul mengetahui bahwa matanya juling, wajahnya sangat jelek dan buruk, tidak menggairahkan.

Tapi, ketulusannya dalam mencintaiku telah mencegahku keluar dari kamar. Akupun terus duduk dan menyambutnya tanpa sedikitpun menunjukkan rasa benci dan amarah. Aku tidak sedikitpun memperlihatkan wajah tidak senang. Semua demi menjaga perasaannya, walau aku masih diliputi kemarahan dan kebencian.

Begitulah kulalui 15 tahun dari hidupku bersamanya, hingga akhirnya ia kembali ke haribaan Rabb-nya. Maka tiada amal yang paling kuharapkan pahalanya di akhirat, selain masa-masa 15 tahun dari kesabaran dan kesetiaanku menjaga perasaan dan ketulusan cintanya.

Kisah ini diceritakan ABDURRAHMAN bin Al-JAuzi dalam "Shaed Al-Khatir"
Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar