Modern yang jahil

Modern yang jahil

Prilaku wanita modern cenderung ke arah simbol perubahan dalam mendapatkan laki-laki. Jika dulu laki-laki lebih dominan dalam segala hal terutama kekuasaannya dalam menentukan pasangan, namun kini semua telah berubah, peran laki-laki dan wanita ada keseimbangan. Bahkan cenderung ke arah lebih luas lagi manakala wanita sudah berani mengajak siapa saja yang dianggap cocok.

Atau mereka siap diajak tidur dengan siapa saja tanpa mempertimbangan akibat yang mungkin muncul. Siapakah mereka? Mereka adalah para pelacur atau para kumpul kebo mania yang jumlahnya kian membengkak seiring dengan menjamurnya media-media pembangkit birahi.

Harus diakui pelacur bukanlah sebuah profesi, melainkan bentuk pelampiasan dari ketidak mampuan mengatasi problema hidup. Ketika seorang tertimpa kesulitan ekonomi, maka yang terpikirkan  mendapatkan uang dengan cara yang mudah, jadilah pelacur.

Atau ketika sang gadis ditinggal kekasihnya setelah direnggut keperawanannya, jadilah pelacur. Ada juga yang memang doyan seks, jadilah pelacur.

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah binatang ternak, bahkan mereka lebih dari pada binatang ternak." (QS. Al-Furqon:43-44).

Pelacuran baik sifatnya komersil (demi uang), atau suka-sama suka (demi nafsu) keduanya lahir dari prilaku instan atau prilaku tudak bertanggung jawab terhadap kehidupan itu sendiri. Mereka yang ingin kesenangan tanpa harus memeras keringat terlalu banyak.

Bayangkan dalam semalam para pelacur itu mampu meraup keuntungan ratusan hingga jutaan rupiah. Semalam para gadis pemuas nafsu dapat meneguk kenikmatan semu dengan pasangan kumpul kebonya tanpa harus melalui pintu nikah yang dianggapnya berbelit-belit.

Itulah dunia modern ketika pelacuran menjadi hal yang lumrah. Bagi pelacur komersil justru disediakan lokasi khusus. Bagi pelacur suka-suka disediakan rumah yang memang saban hari ditinggalkan kedua orang tuanya berkarir.

Anak-anak SMU atau mahasiswa banyak yang memanfaatkan rumah orang tuanya untuk kumpul kebo saat orang tuanya tidak dirumah. atau mereka menggunakan hotel untuk lebih nyaman. Uang bukan masalah. (Nauzubillah min zalik)

Dunia modern telah menggiring gadis-gadis tanggung untuk mengerti seks lebih dini. Media elektronik saban hari menyuguhkan tayangan yang sarat muatan biarahi. Film-film India dengan goyangan mautnya saban hari menyapa pemirsa mulai pagi hingga malam.

Tak ketinggalan musik dangdut  yang menyuguhkan goyangan yang nyaris tanpa sensor. film-film korea yang menyuguhkan lembutnya kisah cinta. Semuanya mereka sebut perubahan kearah kemajuan, padahal beberapa langkah mundur kebelakang dan kembali menyentuh era jahiliyah yang telah dibabat habis oleh Rasulallah saw.

Beberapa abad silam, datangnnya kembali era jahiliyah telah ditentukan oleh Allah swt: "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti ( yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan." (QS.Maryam:59).

Rasulallah  saw bersabda: " Diriwayatkan dari abu hurairah ra. katanya: Nabi saw bersabda: Allah swt telah mencatat bahwa anak Adam cenderung terhadap perbuatan zina. Keinginan tersebut tidak dapat dielakkan lagi, dimana dia akan melakukan zina mata dalm bentuk pandangan, zina mulut dalam bentuk pertuturan, zina perasaan yaitu bercita-cita dan berkeinginan mendapatkannya manakala kemaluanlah yang menentukannya berlaku atau tidak." (HR. Bukhari-Muslim)

Jadilah generasi ini generasi yang memendam bibit pelacuran. Mereka kian permisif terhadap seks. Dengan pakaian seronok, bibir merah menggoda dan ayunan kaki yang sengaja diayunkan ala pragawati, mereka berjejer menunggu sang pria menggoda.

Maka mereka siap menjadi budak nafsunya. Begitulah kira-kira desah para gadis modern yang tengah kerajingan birahi.  Akibatnya dunia ini kian sesak dengan pelacur-pelacur yang siap meramaikan bursa seks ditaman "surga" yang semu. ( Nauzubillah summa nauzubillah).


Sumber : Kesucian Wanita (Abu-Alghifari)

                                
Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar