Bandung Lautan Asmara

Bandung Lautan Asmara

Ini bukan dongeng dan bukan rekayasa juga bukanlah cerita dari mulut ke mulut, tapi sebuah cerita telanjang yang menghebohkan jagad indonesia bahkan dunia, ketika dua sejoli mahasiswa kedapatan menjalankan praktek "intellectual" ditengah hutan rimba.

Idealnya mereka berpetualang  didunia maya layaknya seorang mahasiswa, tapi yang terjadi jauh dari dugaan, mereka kembali kehutan bersatu dengan binatang dan menjalankan praktek binatang. Video itu ibarat bom, sehingga teman mahasiswa, aktivis organisasi, pejabat, politisi, artis, guru dan segenap lapisan  masyarakat lainnya kaget dan dirasuki rasa penasaran yang begitu hebat.

Mereka yang semula tabu dan jijik jika mendenga blue film apalagi menontonnya, tapi lain lagi dengan "Itenas", ketabuan dan rasa jijik itu disimpan dulu dan tanpa ada rasa tabu, bersama-sama nonton didepan  video itu menikmati sajian "rimba" sekalipun sedikit malu-malu.

Dalam waktu singkat ribuankeping VCD itu menyebar bak air bah membanjiri relung hati para penonton. dan dalam sekejap mata "permainan" itu menjadi buah bibir ibu-ibu arisan, bapak-bapak dikantor dan rekan-rekan mahasiswa tak hentinya memperbincangkan dengan penuh semangat.

Hampir seluruh masyarakat berdecak "berdecak kagum" menyaksikan kehebatan dua sejoli itu, mereka "berakting" dengan sangat sempurna. Hampir seluruh media cetak ikut "memberikan ucapan selamat" dengan tak henti-hentinya mengulas berita heboh itu.

Tak ketinggalan media televisi mengulasnya dari berbagai aspek. Dalam waktu singkat pula kisah dua sejoli itu masuk internet, dunia internasional ikut "menyambut" dengan penuh antusias. Para artis yang selama ini dekat dengan dunia itu, kali ini dibuat kaget, ternyata bukan didunianya saja hal itu terjadi.

Film itu layak mendapat penghargaan sebagai "film favorit"  tahun 2000-2001. Aktor dan aktrisnya juga selayaknya mendapatkan "bingkisan"  ludah dan piagam berisikan puisi sumpah serapah. Yang panen tentu saja para penyedia jasa rental VCD, sekalipun sembunyi-sembunyi dan terkesan sangat hati-hati, tapi mereka tetap meraup keuntungan yang tidak sedikit.

Selayaknya mereka ucapkan terimakasih kepada "aktor-aktris" yang telah "mempersilahkan"  untuk memperbanyak VCD itu tanpa harus membayar royalti. Atau jika aktor dan aktris itu menuntut royalti, kirimkan saja surat agar mereka menarik sendiri VCD-VCD yang telah tersebar luas secara door to doo sembari mengusung "nama baik" almamaternya yang telah "mendidik" keduanya hingga "sukses" seperti itu.

Ironis memang peristiwa memilukan dan memalukan itu harus terjadi di Indonesia yang seluruh dunia tahu ini negara mayoritas Islam. Ironisnya juga terjadi dibandung yang sangat kental keagamaannya dan masih memegang adat leluhur tentang ketabuan seks.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, Peristiwa yang selayaknya masuk "buku rekor" itu sudah menggoreskan arang di dahi sejarah. Masyrakat kita tidak berdaya  menghadapi kenyataan ini. Pantas jika Soekarno, presiden RI pertama menganggap Islam di Indonesia ibarat kulit ari, tipis dan mudah terkelupas (tidak berdaya). Selebihnya adalah budaya luar.

Akibatnya penyimpangan seks saat ini kualitas dan kuantitasnya semakin meningkat. Praktek "kumpul kebo" atau "samen leven" dikalangan mahasiswa sudah mencuat  semenjak tahun 80-an, saat itu terkenal istilah "ayam kampus" dan "perempuan ekperimen ( perek)".

Hal ini tidak terbatas pada peguruan tinggi umum, tetapi juga sudah merambah perguruan tinggi yang ber lalabe agama. Sementara itu teknologi informasi berperan besar mendongkrak popularitas seks. Menu seks bisa didapatkan dimana-mana baik di media cetak maupun elektronik.

Maka tidak aneh jika "VCD porno" itu dalam sekejap sudah melanglang buana merambah berbagai negara. Prilaku menjijikkan  itu bahkan bisa diakses di internet dan tentu saja jutaan orang perharinya menyaksikan adegan hot itu.

Peristiwa ini terjadi sebagai akibat pergeseran nilai remaja, terutama wanita modern yang menitik beratkan pada kepuasan dan kebebasan hidup dengan tidak lagi mengindahkan norma masyarakat maupun agama. Bagi mereka segala yang ada ditubuhnya adalah anugrah yang tidak harus disembunyikan.

Lekuk-lekuk tubuh yang didunia modern disebut artistik sengaja ditonjolkan lewat baju atau celana ketat atau tidak ditutupi sama sekali. Hingga hubungan seks pun bagi mereka tidak harus melirik norma-norma agama, "jika itu kenikmatan, kenapa harus ditunda-tunda?".

Pola pikir instan seperti ini sudah menjadi rahasia umum dikalangan wanita modern. Akibatnya praktek hidup bersama" atau "kumpul kebo" diluar hukum-hukum formal baik yang sifatnya temporer maupun permanen, sebagai substitut dari perkawinan resmi dan kehidupan berkeluarga menjdi hal yang lumrah didunia modern. Alasan mereka berbuat seperti itu:

Pertama : Lebih ekonomis, karena tidak memerlukan pengeluaran uang untuk upacar-upacara resmi, dan tidak usah membayar bea nikah serta maskawin. Juga seandainya setiap saat terjadi perceraian dan harus berpisah satu sama lain, maka orang tidak perlu ribut-ribut melapor ke kantor agama atau kantor walikota. dan tidak perlu mengeluarkan ongkos membayar proses perceraian.

Kemudian orang akan dengan mudah memungut lagi partner tidur yang baru. Singkatnya tanpa mengikuti norma-norma hukum dengan macam-macam restriksi sosial, relasi hidup bersama itu terss lebih longgar dan lebih ekonomis.

Kedua : Menghindari macam-macam pertanggungan jawab dalam perkawinana. Sehingga ada lebih banyak kebebasan untuk menyeleksi partner, berpisah, dan berganti kawan serumah, juga lebih merdeka dalam bertingkah laku, karena tidak diikat oleh norme-norma tertentu.

Ketiga : Bisa memuaskan "kelaparan" seksual (khususnya secara fisik) dengan relasi-relasi seksual klandestin. dengan kemudahan-kemudahan tersebut, banyak orang-orang kota, terutama di negara-negara eropa dan amerika yang secara material sangat maju, lebih memilih pola hidup tidak kawin.

Akan tetapi toh masih bisa "hidup bersama" dan memuaskan dorongan-dorongan seksnya dengan affair-affair gelap. Banyak gadis dan wanita modern dalam masyarakat kita sekarang terlampau mudah menyerahkan diajak melakukan hubungan seksual, yaitu mengadakan seks bebas dan melakukan cinta bebas.

Di HU. Galamedia sendiri begitu sering diberitakan atau secara khusus  dalam rubrik "kisah" diutarakan oleh sebagian gadis kisah affair-nya baik dengan keluarga terdekat maupun teman-teman terdekatnya. begitu juga di rubik "oh mama oh papa" di majalah kartini.

Pantas jika Wittels psikolog kondang dalam bukunya Structure des Criminellen Psychopathen, sebagaimana dikutif kartini kartono (1998), menyebut wanita modern sebagai wanita yanng mempunyai karakter majemuk, dengan sifat-sifat masokhistis dan narsistis ekstrim yang kuat.

Sebagai kombinasi Messalina (wanita yang tidak tahu malu immoral) yang jahat. Tentu saja yang dimaksud Wittels adalah wanita binal yang dipaparkan diatas yang di dunia modern sering disebut loosed women.

Dalam artikel ini penulis tidak bermaksud  menghakimi wanita, khususnya pelaku "VCD porno", namun ingin menyadarkan masyarakat bahwa dunia yang tengah kita hadapi adalah dunia yang penuh problema. Kepribadian (baca:prilaku) anak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun ekternal.

Sehingga manakala muncul suatu kasus maka kita harus melihat dari keseluruhan faktor penyebab, bukan terfokus hanya dari kasusnya saja.

Faktor-faktor yang menjadi penyimpangan prilaku remaja adalah:
  • Kualitas diri remaja itusendiri seperti perkembangan emosional yang tidak sehat, mengalami hambatan dalam pergaulan sehat, kurang mendalami norma agama, ketidak mampuan mempergunakan waktu luang, tidak mampu dalam mengatasi masalah sendiri, berda dalam kelompok yang tidak baik, dan memiliki kebiasaan negatif terutama dirumah, atau kurang disiplin dalam menjalani kehidupan dirumah.    
  • Kualitas lingkungan keluarga yang tidak mendukung anak untuk berlaku baik seperti, anak kurang bahkan tidak mendapatkan kasih sayang akibat kesibukan kedua orang tua diluar rumah, dan pergeseran norma positif seperti tidak adanya pendidikan dan kebiasaan melakukan norma agama. Disamping itu keluarga tidak memberikan arahan tentang seks yang sehat.
  • Kualitas lingkungan yang kurang sehat, seperti lingkungan yang tidak ada pengajian agama dan lingkungan masyarakat yang telah mengalami kesenjangan komunikasi (gap) antar tetangga.
  • Minimnya kualitas informasi yang masuk pada remaja sebagai akibat globalisasi. Akibatnya anak remaja sangat kesulitan atau jarang mendapatkan informasi sehat dalam hal seksualitas. Bahkan justru media massa kini cenderung mengutamakan bisnis dengan lebih banyak mengekspose seksualitas yang tidak sehat dengan mengesampingkan moralitas.
Menyangkut kualitas individu remaja itu terutama wanita yang tidak berdaya menolak ajakan hubungan seks bebas, menurut psikolog Dr. Kartini Kartono (1989), pada umumnya disebabkan karena:
  1. Ketidak mampuan mengekang nafsu sendiri, kontrol diri yang lemah.
  2. Dominannya sifat-sifat infantil/kekanak-kanakan dan sangat naif.
  3. Ketidak mampuan menahan diri untuk menerima kenikmatan-kenikmatan seks kecil yang segera, dan mengorbankan kenikmatan seks yang lebih besar dikemudian hari dengan suami dalam ikatan perkawinan yang sah. Jika dorongan-dorongan seksual tadi tidak terkendalikan lagi maka tingkah laku gadis dan wanita tersebut jadi liar tidak terkekang.
  4. Sek bebas mungkin ujuga disebabkan oleh motif-motif narsisme ekstrim yang kemudian berkembang menjadi nafsu petualangan cinta yang tidak mengenal rasa puas, dan senantiasa "haus cinta", lama-kelamaan berkembang menjadi hiperseks.
  5. Sek bebas juga didorong oleh masokhisme yang sangat kuat yang menjurus pada tendens patologis, yaitu senang jika dirinya diperhina, dipermainkan dan ditinggalkan oleh para "kekasihnya".
  6. Dorongan rebeli atau dorongan pemberontakan, yaitu keinginanan untuk memutuskan rantai-rantai kewibawaan dankekuasaan orang tua atau belenggu larangan tradisisional yang dirasa mengikat. Denagnsengaja wanita muda tersebut berani menunjukkan kedewasaannya dengan melakukan intervernsi-agresif dalam bentuk relasi seks bebas, seperti kaum pria yang hipermodern. Mereka itu melampiaskan impuls-impuls agresif seperti laki-laki dengan melakukan seks bebas yang intensif, dan dirangsang oleh unsur balas dendam, dalam bentuk aktivitas ketidak setiaan pada kekasih dan suaminya.
Kebebasan seksualitas yang terlampau ekstrim dan tidak terkendali lagi itu menunjukkan adanya ketidak harmonisan dalam struktur kepribadian wanita. Bahkan sering menunjukkan unsur diviasi dan gejala patologis, sehingga mau tidak mau mereka harus didorong untuk cepat melangsungkan pernikahan.

Atau jika menganggap pernikahan itu tidak penting, maka harus segera disadarkan akan pentingnya pernikahan. Namun apapun alasan dan latar belakang munculnya perzinahan ini, menurut hukum islam tetap saja yang anmanya zina adalah dosa besar. Pelakunya mendapat laknat Allah swt.

Apalagi perbuatan dua sejoli itu telah menimbulkan banyak dosa juga pada orang lain, mereka yang tidak pernah nonton blue film jadi ikut nonton bahkan anak-anal SMU banyak yang ikut menikmati, jelas sangat merusak mentalitas generasi muda.

Hikmah dibalik peristiwa ini, agar orang tua meningkatkan konsentrasinya dirumah tangga, mendidik anak anaknya dengan nilai-nilai agama  yang baik dan menghindari mereka dari unsur-unsur yang merugikan mentalitasnya.

Bagi para pendidik terutama guru agama diharapkan mampu memberikan muatan iman dalam diri anak didiknya, sehingga diharapkan mereka tidak terlalu jauh terbawa arus negatif modern.


Sumber : Kesucian Wanita (Abu Al-Ghifari)
Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar