Kritikan Putri Imam Ahmad Terhadap Imam Asy-Syafi'i

Kritikan Putri Imam Ahmad Terhadap Imam Asy-Syafi'i

Imam Ahmad adalah salah seorang ulama hadits dan ahli fiqih dikota baghdad, Irak. Dia memiliki seorang guru yang sangat ia hormati, yaitu Imam Asy-Syafi'i. Penghormatan Imam Ahmad pada Imam Asy-Syafi'i adalah sebaik penghormatan seorang murid terhadap gurunya. Imam Ahmad tidak pernah lupa untuk menyebut dalam do'a-do'anya. Dia bahkan meminta kepada anak dan muridnya untuk mendo'akan Imam Asy-Syafi'i setiap usai shalat.

Imam Ahmad memiliki seorang anak perempuan yang shalehah. Karena seringkali Imam Ahmad menuturkan keutamaan dan kezuhudan Imam Asy-Syafi'i, membuat putrinya ingin sekali bertemu langsung dengan ulama yang sangat dikagumi ayahnya itu.

Suatu ketika Imam Ahmad mengundang Imam Asy-Syafi'i kerumahnya. Imam Ahmad telah menyiapkan hidangan dan kamar khusus untuk gurunya itu. Imam Asy-Syafi'i sampai dirumah Imam Ahmad setelah shalat 'isya. Begitu sampai, Imam Asy-Syafi'i langsung diajak Imam Ahmad untuk makan malam. Imam Asy-Syafi'i makan dengan tenang dan lahap.

Usai makan, Imam Asy-Syafi'i berbincang sebentar dengan Imam Ahmad lalu masuk ke kamar yang telah disiapkan untuknya dan merebahkan badan. Ketika tiba waktu subuh, Imam Asy-Syafi'i bangkit dan langsung menuju masjid bersama Imam Ahmad untuk shalat berjama'ah. Imam Ahmad mempersilahkan Imam Asy-Syafi'i untuk menjadi Imam. Namun Imam Asy-Syafi'i menolaknya.

"Jama'ah disini lebih akrab denganmu. hati mereka akan lebih tenang dan lebih mantap jika kau yang menjadi imam." Kata Imam Asy-Syafi'i dengan bijak. Usai shalat subuh kedua Imam itu ber i'tikaf di masjid sampai tiba waktu dhuha. Setelah shalat dhuha barulah keduanya kembali kerumah Imam Ahmad. Sampai di rumah, Imam Asy-Syafi'i kembali masuk kamar, sedang Imam Ahmad langsung ditemui oleh putrinya.

"Ayah benarkah tamu kita itu Imam Asy-Syafi'i yang sering ayah ceritakan?" tanya putri Imam Ahmad. "Benar. Ada apa putriku?" Jawab Imam Ahmad. "jika benar, maka ada tiga koreksi dan kritikan untuk Imam Asy-Syafi'i. Tiga hal itu menurutku sangat tercela.

Pertama, kulihat waktu makan, beliau makan banyak sekali. Kedua,setelah masuk kamar dia langsung merebahkan badan dan tidur. Semalam suntuk aku perhatikan, ternyata beliau tidak shalat malam. Padahal, shalat malam adalah kebiasaan orang-orang saleh. Dan ketiga, begitu bangun tidur ia langsung kemasjid untuk shalat subuh tanpa mengambil air wudhu dahulu. Berarti beliau shalat tanpa wudhu."

Imam Ahmad menjadi bingung dan penasaran mendengar penuturan putrinya itu. Namun ia tidak mau berprasangka yang bukan-bukan kepada gurunya. Saat itu juga Imam Ahmad menemui Imam Asy-Syafi'i untuk meminta penjelasan atas apa yang diamati putrinya.

Mendengar hal itu, Imam Asy-Syafi'i tersenyum dan menjelaskan , " Sahabatku Ahmad, memang benar aku makan banyak dan itu ada alasannya. Aku tahu makanan yang engkau hidangkan itu halal. Dan aku tahu kau adalah orang yang pemurah. Maka, aku makan sebanyak-banyaknya, sebab makanan yang halal itu banyak berkahnya, sedang makanan orang pemurah adalah obat.

Lain dengan makanan-makanan orang bakhil, itu akan membawa penyakit. Aku makan banyak karena berhrap mendapat berkah dan banyak juga berharap mendapat obat. Soal perkara aku tidak shalat malam, pasalnya, begitu aku letakkan kepala diatas bantal seolah kitab Allah dan sunnah Rasulullah digelar dihadapan mataku dan aku menelaahnya dengan seksama semalam suntuk.

Hasilnya, aku berhasil memecahkan tujuh puluh dua masalah fiqih yang bermanfaat bagi kaum muslimin. Karena itulah aku tidak sempat melaksanakan shalat malam. Sedang soal aku shalat subuh  tanpa berwudhu sama sekali sebab aku masih suci. Aku tidak memejamkan mata sedikitpun. Aku masih punya wudhu sejak shalat 'isya, maka aku shalat dengan kalian tanpa mengulang wudhu.











Engkau Lebih Cantik Dari Bulan Purnama (Muhamad Yasir)

Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar