Cinta Na'ilah

Cinta Na'ilah

Cinta tidak asing bagi kita, dimanapun  berada, pasti akan bersentuhan dengan kalimat yang disebut Cinta. Di tempat kerja, bisa jadi ada ketertarikan dengan seseorang, seiring dengan berjalannya waktu ketertarikan bisa berubah jadi Cinta. Dan ia pun akan menjadi penyemangat baru dalam hidup. Siapapun kita ketika Cinta itu sudah menemukan ruangnya maka segalanya menjadi indah. Itulah Cinta Na'ilah.

Nama Na'ilah mungkin tidak terlalu akrab bagi Anda. Tapi, jika disebut nama Utsman bin Affan r.a mungkin Anda mengenalnya. Ya, dia adalah khalifah ketiga, yang malaikat pun malu kepadanya. Na'ilah itulah istri nya yang terakhir. Nama lengkapnya Na'ilah binti Farafishah. Ia berasal dari kaum keturunan Isa bin Maryam Alaihissalam.

Kakaknya sendiri, Dhab yang menikahkannya dengan Utsman r.a. Dhab seorang muslim, meski Ayah mereka seorang nasrani. Atas perintah Ayahnya, Dhab menikahkan adiknya dengan Utsman r.a.

Kisah ini bermula ketika Sa'id bin Ash r.a menikahi adik Na'ilah, saat menjadi Gubernur Kufah. Kabar itupun sampai ke telinga Utsman r.a, yang kemudian mengirim surat kepada Sa'id. 'Sahabatku, telah sampai berita indah kepadaku bahwa engkau telah mempersunting seorang perempuan. Ceritakanlah padaku tentang keturunannya dan rupanya.' tulis Utsman dalam surat.

"Ia berdarah biru, ia adalah putri Al-Farafishah. Parasnya cantik dan berkulit putih bersih," balas Sa'id r.a dalam suratnya. Utsman r.a menyuratinya lagi, Seandainya dia mempunyai saudara perempuan, bolehlah engkau nikahkan aku dengannya.'

Malam itu juga Sa'id r.a memanggil Farafishah, ayah Na'ilah, "Nikahkanlah putrimu dengan Utsman." Akhirnya atas perintah ayahnya, Dhab menikahkan Utsman r.a dengan adiknya Na'ilah.

Setelah akad, Na'ilah masuk ke bilik Utsman r.a. Utsman r.a pun melepas pecinya, sehingga tampaklah uban dan kepalanya yang mulai telihat botak. "Na'ilah, kini tidak ada yang menghalngi penglihatanmu," kata Utsman r.a. "Mengenai kepalamu yang botak, sesungguhnya aku termasuk perempuan yang menyukai suami yang botak," ujar Na'ilah. "Engkau boleh beralih dariku, atau aku yang beralih darimu ," kata Utsman r.a lagi. "

"Aku tidak memutus bagian langit yang lebih jauh dari jarak antara aku dengan mu. Akulah perempuan yangpaling beruntung," jawab Na'ilah, sembari mendkati Utsman r.a dengan manja.

Utsman r.a pernah menceritakan sebagian kisah mereka. Suatu hari, aku masuk ke kamar Na'ilah dan menanyakan kabarnya. Ia pun menjawab , "Bagimu kebahagiaan dan rahmat Allah." Konon kaum perempuan nasrani adalah anjing dizamannya. Mereka bisa saja tidak disapa oleh suaminya selama satu tahun. Akupun menanyakan asalnya.

"Aku berasal dari suatu kaum yang menyukai kematangan sepertimu, lelaki yang berusia antara 30-50 tahun," jawab Na'ilah. Betapa suasana gembira menggelayuti hatiku, akupun bertanya, "Apakah engkau mengizinkanku untuk tidur bersamamu?" "Silahkan! Akulah orang yang paling berhak bergaul dengan mu," jawabnya.

Utsman r.a merasa senang dan berkata, "Aku tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih atas kesediaannya melayaniku." Karena kelembutan Utsman r.a, Na'ilah pun masuk islam ditangan Utsman r.a

Pada hari Setelah kematian Utsman r.a, Na'ilah menatap dirinya dicermin, dan merasa kagum pada gigi depannya yang indah, "Aku perempuan yang dianugerahi gigi yang cantik," ujarnya. Tapi ia segera mengambil batu lalu mematahkan barisan gigi depannya, lalu berkata pada dirinya sendiri, "Demi Allah, tidak ada seorang laki-lakipun setelah Utsman r.a wafat, yang bisa memetikmu."

Pernah suatu waktu, Mu'awiyah meminangnya, tetapi Na'ilah langsung menolak bujukan Mu'awiah. Na'ilah sudah memutuskan cintanya hanya untuk Utsman r.a. Tidak untuk yang lain.


Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar