Cinta Yang Hakiki

Cinta Yang Hakiki

Cinta itu fitrah, Manusia dianugerahi yang satu ini sebagai bekal mengarungi hidup. Diharapkan manusia dapat menjiwai makna cinta sehingga mampu menemukan cinta sesungguhnya. Cinta adalah kesucian, kepatuhan dan pengabdian.

Semua yang ada di dunia ini hakekatnya bukanlah cinta, melainkan sarana untuk meraih cinta. orang boleh saja cinta terhadap lawan jenis, harta, kekayaan, pangkat, dan jabatan, tapi jangan lupa cinta terhadap semua itu tidak akan pernah abadi (nisbi). 

Hakekatnya semua atribut keduniaan itu tidak layak dicintai, tapi sekedar dibutuhkan/sekedar sarana semi mencapai cinta sejati. Siapakah cinta sejati itu? Tiada lain selain Yang Mahasejati, Allah s.w.t.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: Seorang lai-laki yang berasal dari pedalaman bertanya Rasulallah s.a.w: Bilakah terjadinya kiamat, Rasulallah s.a.w bersabda Apakh persediann kamu untuk menghadapinya, lelaki itu menjawab: Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulallah s.a.w bersabda: Kamu akn tetap bersama orang yang kamu cintai (HR. Bukhari -Muslim dan Ahmad).

Bagi mereka yng membersihkan hatinya dan selalu memelihara dari desakan-desakan nafsu, akan melihat cinta itu dengan kacamata bathin yang murni. Dia akan melihat potensi cinta sungguh luar biasa sehingga tak tergiur dengan cinta buta.

Cinta terhadap Yang Mahakekal akan mampu menyingkirkan cinta selain diri-Nya, karena yakin tidak ada yang mampu menyelamatkan kehidupam di dunia dan akhirat selain Dia. Siapa yang mencintai-Nya, maka dialah yang akan merasakan kenikmatan hidup yang sejati.

Kisah berikut sebagai contoh betapa cinta terhadap Allah s.w.t. mengalahkan segala nafsu yang mendesaknya untuk berlaku onar.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a katanya Rasulallah s.a.w  bersabda: Ketika tiga orang lelaki sedang berjalan-jalan, tiba-tiba turun hujan. Lalu mereka berteduh didalam gua sebuah gunung. Secar tiba-tiba pintu gua itu tertutup dengan sebuah batu besar menyebabkan mereka terkurung, lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain: ingatlah semua amal baik yang kamu lakukan karena Alla swt. Setelah itu berdo'alah kepada Allah swt. dengan amalan masing-masing. Semoga Allah swt menolong kesulitan ini.

Lelaki pertama berkata: Ya Allah, dahulu ketika aku mempunyai dua orang ibu-bapak yang sudah tua renta. merka tinggal bersam keluargaku yang terdiri dari seorabg istri dan beberapa orang anak yang masih kecil. Aku merawat mereka dan berkhidmat untuk mereka.

Setiap waktu aku memerah susu untuk mereka. Aku utamakan kedua orang tuaku untuk meminumnya terlebih dahulu dari pada anak-anak. Suatu hari karena kesibukan pekerjaanku sehingga ke petang, baru  aku dapat pulang.

Aku dapati kedua orang tuaku sudah tidur. Seperti biasa aku terus memerah susu. Aku letakkan susu tersebut dalam sebuah bejana. Aku berdiri di hujung kepala kedua orang tuaku, namun aku tidak sanggup membangunkan mereka dari tidurnya yang nyenyak.

Aku juga tidak mau memberi anak-anakku minum terlebih dahulu sebelum  kedua orang tuaku meminumnya, sekalipun mereka meminta-minta dihadapanku karena lapar dan dahaga. Aku tetap setia menunggui mereka dan mereka juga tetap pula tidur sampai ke pagi.

Jika Engkau tahu apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata mengharapkan kerihaan-Mu, maka tolong aku dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini sehingga kami bisa melihat langit. Disebabkan khidmat bakti tersebut Allah swt berkenan menolong mereka dengan menggerakkan sedikit batu besar tersebut, sehingga mereka bisa melihat langit.

Lelaki kedua pula berkata: Ya Allah, dahulu ketika aku mempunyai seorang sepupu perempuan. Aku mengasihaninya sebagaimana cinta seorang laki-laki terhadap seorang perempuan yang cukup mendalam. Aku minta supaya dia melayani keinginan nafsuku.

Namun begitu dia tidak sudi untuk berbuat demikian kecuali setelah aku mampu memberikannya uang seratus dinar. Untuk tujuan tersebut dengan susah payah akhirnya aku mampu mengumpulkan uang sebanyak itu. Aku membawa uang tersebut kepadanya.

Sesaat aku ingin menyetubuhinya, dia berkata: Wahai hamba Allah! Takutlah kepada Allah. Janganlah kamu merenggut kesucianku kecuali dengan pernikahan terlebih dahulu. Mendengar kata-kata tersebut aku terus bangkit dan membatalkan niat jahatku tersebut.

Seandainya Engkau tahu bahwa apa yang kulakukan itu adalah semata-mata untuk mencari keridhaan-Mu, tolonglah kami dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini, Allah swt berkenan menolong mereka di mana batu besar itu terbuka sedikit lagi.

Lelaki ketiga pula berkata: Ya Allah, dahulu ketika aku pernah mengupah seorang pekerja untuk menuai padi. Setelah selesai melakukan pekerjaannya, dia berkata: berikan upahku. Namun aku enggan membayar upahnya. 

Dia terus menuai padi dan minta lagi upahnya beberapa kali. Aku masih seperti biasa, enggan membayar upahnya, dan terus mengupahnya menuai padi sehingga aku berjaya memiliki beberapa ekor lembu dan beberapa ekor anaknya.

Suatu hari lelaki tadi datang kepadaku dan berkata: Takutlah kamu kepada Allah. Kamu jangan lagi menzalimi aku dengan kewajjibanku. Kemudian aku berkata padanya: Ambillah lembu itu beserta anak-anaknya. Dia berkata: Takutlah kepada Allah dan jangan mempermainkan aku.

Aku berkata: Aku tidak mempermain-mainkan kamu, tetapi ambillah lembu-lembu itu beserta anaknya. Sehingga akhirnya dia mengambil lembu tersebut. Seandainya engkau tahu bahwa apa yang aku lakukan itu adalah semata-mata untuk mencari keridhaan-Mu, tolonglah kami dari kesulitan yang hanya tinggal sedikit lagi.

Akhirnya Allah swt pun menolong mereka dengan menggerakkan batu besar yang menutupi gua tempat dimana mereka berteduh (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad).




Sumber : Kesucian Wanita (Abu-Alghifari)





Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar