Krisis nilai Keperawanan di Kalangan Remaja Barat

Krisis nilai Keperawanan di Kalangan Remaja Barat

Keperawanan memeng identik dengan moralitas. Kelompok, kaum atau bangsa yang tidak menghargai keperawanan akan mendapatkan generasi hanyut dalam dosa. Mereka akan menganggap perempuan sebagai "hewan percobaan" dan harganya bisa dihitung materi (uang).

Mereka seenaknya mempermainkan seks dan menginjak-injak perempuan tanpa ada rasa tanggung jawab atau tidak merasa berdosa merusak kesucian wanita.

Fenomena seperti ini ada di dunia Barat. Mereka telahmenganggap keperawanan bukan hal yang penting. sehingga tak heran jika free sex dan seks pranikah begitu menggejala disana. 

Bahkan pernah seorang pengusaha mengumumkan akan memberi hadia U$D 100.000 (sekitar Rp 200.000.000) pada seluruh gadis Amerika yang dalam usia 19 tahun masih perawan.

Ternyata dari sekian banyak gadis yang mengajukan diri, hanya seorang yang benar-benar utuh atau masih perawan menurut penelitian dokter yang ditunjuk.

Hal ini tentu fenomaena menkutkan, betapa sekarang pun kehidupan mereka telah sedemikian hancur. Seks bukan lagi suatu yang agung malah menjadi barang gurauan. Bahkan lembaga pernikahan sendiri, disana hanya sekedar formalitas dan bukan lagi lembaga yang diagungkan  atau bukan lagi dianggap lembaga yang suci.

Prilaku meraka dikhawatirkan menular pada remaja di daerah Timur yang menganggap keperwanan bukan hal yang penting. Mengapa khawatir karena justru mereka yang menguasai informasi dan dengan mudah menularkan prilakunya keseluruh dunia lewat berbagai produk audio-visual atau media cetak.

Karena itu remaja Indonesia mesti mewaspadainya dan bisa membentengi diri.





Sumber : Kesucian Wanita (Abu-Alghifari)




Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar