Penyanyi dan Ratu Kecantikan

Penyanyi dan Ratu Kecantikan

  • Menjadi Penyanyi
Menyanyikan syair yang menggugah orang untuk senantiasa ingat kepada Allah, termasuk jenis dakwa. Islam tidak melarang seseorang untuk melantunkan syair tertentu. Menyanyi itu asla hukumnya mubah kecuali ada unsur tertentu  yang menunjukkan keharamannya. Dan berprofesi sebagai penyanyi pun hukumnya mubah, termasuk menerima upah dari hasil nyanyi itu.

NAmun jika syair yang dilantunkan mendorong orang lain untuk berbuat maksiat, lalai dan mengumbar aurat, jelas bertentangan dengan Islam. Kenyataannya diera modern kini, umumnya penyanyi-penyanyi itu tak lebih dari sosok yang mengusung adat jahiliyah.

Bukan saja syairnya yang menjijikkan, terlebih perilakunya yang mengundang orang untuk berbuat maksiat. Untuk itu seorang muslim atau muslimah  menghindari segala bentuk profesi yang melanggar hukum Islam.

  • Kontes Ratu Kecantikan
Kontes ratu-ratuan di era modern ini seolah menjadi suatu keharusan. Ada ratu pariwisata, ratu parahiyangan, ratu Indonesia, ratu dunia (miss universe), dan lain-lain. Bahkan produk-produk kecantikan tertentu kerap mengadakan mengadakan kontes untuk mempromosikan produknya.

Bagi wanita Islam, ikut ratu-ratuan itu sama dengan merendahkan derajatnya sebagai wanita. Wanita bukan pajangan dan bukan pula sebagai barang mainan. Kontes ratu-ratuan cenderung menempatkan wanita pada derajat yang sangat rendah. Untuk itu tidak layak bagi seorang muslimah mengikuti kontes tersebut.

Allah swt berfirman : "Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyah terdahulu" (QS. Al-Ahzab : 33)

Terlebih lagi umumnya kontes-kontes itu hanya menyoroti dari unsur tubuh dan kecantikan wajah. Sementara itu unsur bathiniyyah (kepribadian) dan ilmu pengetahuan cenderung dianaktirikan. Bhkan tak jarang kontes itu sebagai ajang  obral aurat dan ria. karena itu, sekali lagi, mengikuti kontes seperti ini bertentangan dengan Islam.

Firmman Allah swt : "Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Anfal : 47).






Sumber : Kesucian Wanita (Abu Al-Ghifari)




Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar