Wanita Dalam Pandangan Islam

Wanita Dalam Pandangan Islam

Rasulallah saw bersabda : "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita salihah" (HR. Muslim dan Nasa'i).
Allah swt berfirman : " Dan hendaklah kalian semua umat yang menyeru pada kebaikan, memerintah pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Itulah orang-orang yang akan memperoleh keberuntungan" (QS. Ali-Imran : 104).

Islam memandang wanita sebagai sosok yang indah dan sangat berharga. Coba selami Al-Qur'an, kita akan temukan ratusan ayat yang berbicara wanita. Bergumullah dengan hadits kita akan rasakan betapa agungnya wanita dalam islam. Dan bacalah buku-buku karya para ulama islam termasyhur niscaya akan menemukan wanita ibarat batu permata yang penuh harga diri.

Wanita Islam dijaga dengan pakaian yang sempurna. Mereka memiliki ciri khas dalam bergaul. Gaya bicara memiliki kharisma dan menyejukkan. Mereka adalah bidadari yang hanya boleh disentuh oleh keluarga sebagai muhrimnya dan hanya boleh dimiliki segala yang berharga ditubuhnya oleh suami tercinta. Itulah wanita dalam naungan Islam.

Firman Allah swt : "Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiaannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.

Dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-pputera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki  yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.

Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung". (QS. An-Nur: 31).

Namun barat dan kaum kafirin memandang wanita adalah makhluk yang tidak sempurna. Wanita dianggapnya barang apkiran (second) yang bisa didapatkan diemperan. Mereka lempar wanita keluar dan mencampakkannya di tong sampah. Siapapun boleh memungutnya bahkan menginjaknya.

Coba kita saksikan betapa ngerinya cara mereka berpakaian dan bergaul. Namun hal yang sangat mengagetkan, para wanita itu rela dicampakkan, mereka bangga ketelanjangannya diekspos media. Ketelanjangan itu mereka namkan kebebasan dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Ironisnya lagi, banyak wanita islam yang tergiur dengan kebebasan model barat. Maka antrilah wanita-wanita itu membeli tiket kebebasan. Dan saban hari kita saksikan wanita yang masih mengaku Islam telanjang tak ubahnya wanita barat dan kafirin. Mereka tanggalkan kehormatan yang diberikan Islam dan memilih tempat di emperan.

Hilanglah mutiara itu, yang tersisa kini adalah kebanyakan muslimah yang tidak memiliki harga diri (iffah). Sebaliknya kita akan kesulitan menemukan wanita yang memang teguh mutiara Islam. Rasulallah saw bersabda : "Akan ada dikalangan ummatku yang melahap bermacam-macam makanan dan meneguk ber macam-macam minuman, pakaian dengan rua-rupa mode dan warna serta banyak bicaranya" (HR. Tabrani dan Imam Abi Dunya).

Ash-Shabuny berkata : "Para mufassir berkata, "Adalah wanita jahiliyah seperti juga wanita jahiliyah modern kini, lalu lalang dihadapan lelaki dengan dada dan leher terbuka, dua lengannya terjulur, kadang badannya bergerak erotis atau rambutnya terurai untuk mendapat perhatian kaum lelaki. Sedangkan wanita muslimah menutupkan khumur mereka kebelakang, maka tinggallah bagian dadanya terbuka, kemudian kaum mu'minat diperintahkan untuk menutup bagian depannya sehingga tidak tampak lagi dan memelihara mereka dari kejahatan."

Ibnu Al-Jauzi menyatakan pendapat yang sama tentang busana wanita jahiliyah yang menampakkan auratnya. Sementara itu Dr.Mustafa As-Siba'i mengungkapkan: " Secara historis yang menjadi penyebab terbesar runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi adalah sikap para wanita yang terlalu bertabarruj (mengumbar aurat) dan berikhtilat dengan orang yang bukan muhrimnya".

Akibatnya kesucian yang dijunjung tinggi Islam tidak dihiraukan lagi. Kesucian (keperawanan) banyak yang hilang sebelum jenjang yang suci (pernikahan). Kesucian telah tercampakkan menjadi komoditas yang layak dipasarkan. Padahal Islam hanya membolehkan kesucian itu durasakan pertamakali oleh suami.

Pantas jika Rasulallah saw bersabda : Diriwayatkan dari Imran bin Husain r.a katanya : Rasulallah saw bersabda : Golongan yang paling sedikit enghuni surga ialah kaum wanita (HR. Bukhari-Muslim). Jika kondisinya sudah demikian parah, maka jalan terbaik adalah segera menyelamatkan wanita. Untuk penyelamatan ini diperlukan kerja sama yang berkesinambungan antar seluruh potensi umat Islam.

Jika sumber kerusakan wanita itu hubungannya dengan media, maka diperlukan kesiapan  seluruh umat Islam untuk menghindari media-media yang kontra-produktif dan mengimbangi dengan media yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk merealisasikan hal ini memang memerlukan waktu dan biaya. Yang terpenting kini adalah bagaimana mereka diberi bekal pendidikan Islam secara cukup.

"Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya : Rasulallah saw pernah bersabda : Sesungguhnya wanita itu seperti tulang rusuk. Jika kamu berusaha untuk meluruskannya, ia akan patah. Tetapi kalau kamu biarkan saja, maka kamu akan dapat menikmatinya dengan tetap dalam keadaan bengkok". (HR. Bukhari-Muslim).







Sumber : Kesucian Wanita (Abu Al-Ghifari)

Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

Tidak ada komentar